TEMPO.CO, Jember - Para pengusaha kecil yang memproduksi kurupuk di Kabupaten Jember, Jawa Timur harus memutar otak agar tidak terus tergencet akibat melambungnya harga bawang putih yang menjadi bahan baku produksinya. Salah seorang pengusaha kerupuk di Kecamatan Mangli, Nyonya Kurniawati, mengatakan bawang putih sangat dibutuhkan agar kerupuk terasa renyah dan gurih. Namun, sejak harga bawang putih melambung, Kurniawati terpaksa mencampunya dengan bumbu instan. Kurniawati memaparkan, biasanya ia menggunakan 1,5 kilogram bawang putih sebagai bahan campuran untuk 100 kilogram tepung pembuat kerupuk. Sedangkan setiap hari diproduksi sedikitnya 500 kilogram kerupuk. "Sebenarnya harus menggunakan 7,5 kilogram bawang putih. Tapi karena harganya mahal, saya cuma pakai 4 kilogran, dan dicampur bumbu instan," kata Kurniawati, Jumat, 15 Maret 2013. Hal senada diungkapkan Sunaryanto, pengusaha kerupuk di Kecamatan Wirolegi. Sejak harga bawang putih melejit hingga Rp 80 ribu per kilogram, dia hanya menggunakan 5 kilogram bawang outih. Padahal, setiap hari diproduksi 10 kuintal krupuk. "Ya, saya sudah beri tahu pelanggan, untuk sementara saya campur dengan bumbu instan," ujarnya. Kurniawati maupun Sunaryanto mengatakan mereka terpaksa menggunakan bumbu instan untuk dicampur dengan bawang putih demi menekan ongkos produksi. "Harga jual kerupuk tidak berani kami naikkan. Tetap Rp 9 ribu per kilogram agar pelanggan tetap mau membelinya," ucap Kurniawati. Berdasarkan pantauan Tempo, harga bawang putih di sejumlah pasar, dalam dua hari terakhir, mulai turun, yakni berkisar antara Rp 55 ribu hingga Rp 60 ribu per kilogram. Sebelumnya, harganya mencapai Rp 80 ribu per kilogram. "Ya, turun sekitar Rp 20 ribuan per kilogram," tutur salah seorang pedagang di Pasar Tanjung Kota Jember, Zamroni. |
YOUR COMMENT