Selasa, 27 Agustus 2013

Gingrich: Terjun ke Suriah, AS Hanya ‘Setor’ Nyawa   [ BeritaTerkini ]

TEMPO.CO, Washington – Amerika Serikat sedang mempertimbangkan serangan militer terhadap Suriah dalam menanggapi penggunaan senjata kimia oleh rezim yang berkuasa. Namun, tak semua tokoh politik di AS setuju dengan rencana ini.

Politikus Partai Republik yang pernah mencalonkan diri sebagai presiden, Newt Gingrich, menyebut konyol langkah AS jika masuk dalam konflik Suriah. “Sebuah kampanye pemboman singkat di Suriah mungkin membuat AS dan sekutunya merasa seperti mereka harus melakukan sesuatu, tetapi itu semua tak akan membuktikan apa-apa,” katanya, dalam tulisan opininya di situs CNN.

Menurutnya, selama ini AS abstain dari terlibat dalam perang sipil selama dua tahun dan telah memilih untuk tidak menanggapi bukti — walaupun kurang jelas — dari serangan kimia lain tahun ini. “Memang mengerikan, tapi perang sipil mereka tak bisa menjadi perang kita,” katanya.

Menurutnya, dengan masuk dalam konflik Suriah, AS hanya akan menghabiskan waktu, uang, dan nyawa. “Tak ada kemenangan yang bisa didapatkan di sana,” katanya.

Ia merujuk pada fakta bahwa dua pihak yang bertikai di Suriah sama-sama tak menguntungkan bagi AS. Satu sisi adalah diktator yang brutal, katanya, dan lainnya adalah Islamis dan teroris yang berbahaya. “Siapapun mereka akan menjadi brutal dalam kekuasaan jika diberi kesempatan,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, Suriah bukanlah ancaman terbesar di Timur Tengah bagi keamanan AS atau dunia. “Beda dengan rezim Iran yang bekerja setiap hari untuk mendapatkan senjata nuklir. Ini merupakan ancaman langsung bagi kelangsungan hidup Israel dan ancaman jangka panjang bagi AS,” katanya. “Konflik di Suriah, Mesir, dan Libya adalah ancaman kecil dibandingkan dengan bencana yang bisa terjadi dan kehidupan yang akan terancam jika Iran berhasil dalam upayanya membuat senjata nuklir.”

Menurut Gingrich, AS semestinya lebih fokus pada ancaman yang benar-benar besar di depan mata. “Atau kita akan membaca berita lebih buruk di masa depan,” kata dia.

CNN | TRIP B



YOUR COMMENT